Jakarta, postangerang.com
Akhirnya semua lebih terang bagiku setelah tadi malam berkomunikasi dengan kolega yang mengajar di Sesko TNI dan beberapa rekan jurnalis investigasi.
Seputar perkara manuver Brimob dan Densus 88 di komplek Kejagung beberapa hari lalu.
Dr. Bernard BB Sagian, SH,.MH dari aktivis mengatakan, Peristiwa malam 24 mei kemarin dimana beberapa mobil rantis dan puluhan polisi bermotor meneror gedung Kejaksaan Agung.
Ditambah drone yang berputar putar diatas komplek Kejagung seperti mencari sesuatu termasuk diantara potensi bentrok antara kepolisian yang hendak.
Memaksa masuk ke gedung Kejagung RI namun dihalangi oleh Pamdal Kejagung diback up TNI.
Menurut beberapa sumber investigator diatas krisis malam itu adalah rangkaian dari kasus korupsi di PT Timah yang merugikan negara 271 T itu.
Jadi orang orang seperti Harvey Moeis, Sandra Dewi dan Herlina Lim itu sebetulnya dalam skema 271 T.
Hal itu bukanlah pemain utama alias cuma “bolo dupakan” atau alas kaki pemeran pengganti level paling.
Bawah yang bisa sewaktu waktu dikorbankan demi kepentingan yang berpangkat diatasnya dan diatasnya lagi.
Harvey, Sandra dan Herlina Lim ketiganya hanyalah aset money laundring yang dari investigasi terhadap
“Mereka Kejagung mulai dapat menelusur benang merahnya keatasnya lagi siapa siapa saja yang terlibat terutama para pelaku utama”, katanya dr. Bernard BB Sagian, SH,.MH aktivis.
Dan sejak kasus 271T ini disidik oleh Jampidsus Dr.Febrie Ardiansyah S.H sejak itulah beliau mendapat banyak teror dan tekanan.
Agar jangan meneruskan penyidikan cukup publik dipuaskan dengan penangkapan.
Ketiga “artis” tersebut beserta duapuluh jajaran direksi PT Timah dan swasta rekanan. cukup itu buat memuaskan publik tidak perlu diungkap semua.
Namun Jampidsus Febrie tak menggubris teror tersebut maka atas inisiatif Jampidmil (jaksa agung muda tindak pidana militer) yang kalau tidak salah dijabat pati dari TNI AL.
Lanjut dia, Memberikan fasilitas pengamanan tambahan berupa pengawalan anggota PM kemanapun Jampidsus Febri bergerak.
Puncaknya adalah malam itu ketika Jampidsus Febrie merasa dikuntit beberapa personel berpakaian sipil dan dimata matai.
Lingga kedalam restoran Prancis di Cipete yang kemudian para pemata mata tersebut salah satunya diringkus oleh sang pengawal dari PM.
Anggota PM dari kesatuan PoMaL (Polisi Militer Angkatan Laut) dari Korps Marinir tersebut merangkul keras orang itu.
Saat hendak kabur sedang peneror satunya berhasil lolos, kemudian peneror itu digiring keluar resto dan digeledah oleh PM.
Ternyata ia anggota Densus 88 dan menunjukan sekitar duapuluhan kawan kawannya mengintai dipojok gedung sebelahnya.
Segera oleh sang PM kejadian ini dilaporkan ke Jampidsus Febrie yang segera melaporkan juga.
Keatasannya di Kejagung RI yang malam itu juga menelpon Kabareskrim Polri apa maksud mengerahkan Densus meneror anak buahnya.
Namun Kabareskrim mengaku tak tahu menahu dan meminta anggotanya dilepaskan.
Permintaan itu ditolak dan anggota Densus 88 bernama briptu Iqbal itu digelandang ketahanan Kejagung untuk diinterogasi lebih lanjut.
Disitulah makanya para anggota kepolisian berkonvoi malam meneror komplek Kejagung RI meminta anggotanya dilepaskan.
“Namun tiap pintu masuk depan dan belakang komplek Kejagung sudah bersiaga penuh Pamdal Kejagung dan para Marinir”, Rocky Genrung aktivis.
Menurut ia, Kasus ini sendiri diduga erat terkait dengan “upeti rutin” yang “wajib” disetorkan oleh PT Timah ke kantong jenderal B (kepala BIN).
Lewat perusahaan anaknya yang bernama Herviana Widyatama yang juga menjabat sebagai ketua BMI organ sayap PDIP.
RBS alias Robert Bonosusatya yang diduga pemain utama aliran korupsi tambang timah inilah.
“Sebenarnya yang diduga yang mengatur aliran dana berapa yang dipegang dan harus dipamerkan oleh HM,SD.” Ujarnya
HL sebagai aktor flexing agar disangka sebagai penerima paling banyak 271 T itu dan berapa yang jatah keamanan.
Buat BG lewat anaknya yang akan menjamin keamanan mereka lewat dua institusinya.
Dari sini sudah cukup jelas benang merahnya lebih jelas dari kasus Vina Cirebon bukan.
Karena seperti prinsip FBI dalam menangani kasus korupsi besar adalah “follow the money”.
Kita doakan dan dukung sepenuhnya Kejagung RI karena KPK sudah mlempem mirip krupuk disiram air apalagi sejak dipimpin Firli.
“Dan si Iqbal anggota densus muda itu yang jelas masih ditahan dibawah tatapan garang para Marinir”, katanya.
Sumber : gakorpan.
Related Posts
Pihak Komisi III DPR-RI perhatin terhadap tubuh Polri, sampai tembak temannya sendiri.
KPID Banten lakukan Literasi media 2024, Dihadiri Pinan SH Ketua Komisi 1 DPRD provinsi Banten.
Dukung Asta Cita Swasembada pangan persiden Prabowo, Polsek dan Koramil Teluknaga Serta Birokrat. Lakukan ini.
Muhamad Yusuf pembantu mencuri emas perhiasan majikanya buat main judol di hukum hanya 3 tahu 6 bulan.
BANJIR PASANG AIR LAUT MENGAKIBATKAN RENDAM RATUSAN RUMAH WARGA KOSAMBI BARAT.
No Responses