Jakarta, postangerang.com
“Diduga partai besar betpacu-pacu terkenal lewat korupsinya, Semua Partai Bungkam Soal Kasus Korupsi BTS, Kenapa?”, katanya Andre Vincent Wenas
Apa ia, seorang partai besar yang di tangkap KPK dan Kejagung? “Jadi khan ada yang disebut gerakan ‘Bersih-bersih DPR’.
Sebetulnya ketika orang mengatakan alah PSI khan partai kecil, belum berada dalam kekuasaan.
Ia, tetapi tidak seperti itu, tidak ada di legislatif, kata siapa, DPRD DKI itu besar lho budgetnya.
“Dan ketika ada orang yang berbicara tentang budget lalu kemudian mengungkap sesuatu yang tidak wajar, yang bisa diduga korupsi,” katanya Andre.
Perlu, maka itu adalah sikap yang diharapkan dari seorang wakil rakyat, yang dilakukan oleh William Sarana contohnya ya.
Jadi partai kecil yang bersih ini, menurut saya, jauh lebih baik ketimbang kolam besar yang butek dan banyak piranha-nya,” ujar Irma Hutabarat dalam percakapan kritisnya di forum AFU (Akbar Faizal Uncensored).
Menurut Irma, Konteksnya, Irma sedang mengritisi parlemen (DPR) kita. Kenapa sampai sekarang masih bungkam soal korupsi BTS di Kemenkominfo?
BTS (base transceiver station) adalah salah satu PSN (proyek strategis nasional) untuk meratakan sebaran informasi dan akses komunikasi sampai ke pelosok-pelosok Nusantara.
Namun, kebalik. Di era digital, hal ini sudah jadi “kebutuhan dasar” untuk pendidikan maupun perniagaan, bahkan untuk UMKM sekalipun.
Kita penasaran, kenapa semua partai kok bungkam soal kasus korupsi BTS ini, kenapa?
Partai apa saja yang sekarang (periode 2019-2024) duduk di gedung DPR? Kita cari tahu.
Ada 9 (sembilan) parpol, apa saja? PDIP (128 kursi), Golkar (85), Gerindra (78), Nasdem (59), PKB (58), Demokrat (54), PKS (50), PAN (44) dan PPP (19). Total 575 kursi.
Parpol yang tersangkut (atau diduga kuat terlibat) dalam kasus korupsi BTS ini dan sudah disebut-sebut oleh banyak media, mereka adalah: Nasdem (via Johny Plate, menkominfo yang juga sekjen), Golkar (via Dito Ariotedjo, menpora), PDIP (via Happy Hapsoro, pemilik PT Basis Utama Prima, suami Puan Maharani).
Sementara ini Gerindra masih terus menepis keterlibatannya. Sufmi Dasco Ahmad sibuk konpers membantah keterlibatan partainya. Nyamuk pers masih memburu terus.
Jadi yang sudah disebut-sebut terlibat kasus korupsi BTS ini ada 4 parpol besar (Nasdem, Golkar, PDIP dan Gerindra). Lho, itu khan empat besar parpol di parlemen (DPR) ??? Iya, PDIP (128 kursi), Golkar (85), Gerindra (78) dan Nasdem (59), total sudah 350 kursi DPR atau 61% anggota.
Semua 350 orang ini bungkam, tanpa kecuali. Tapi bagaimana dengan PKB, Demokrat, PKS, PAN dan PPP ??? Total sisanya ada 225 kursi, atau 39% anggota. Kok mereka juga pada bungkam semua?
Sampai sekarang tidak ada pemanggilan untuk RDP (rapat dengar pendapat) membahas kasus korupsi BTS ini. Tidak ada anggota DPR yang “tertarik” mengungkap mega korupsi Rp 8,3 trilun ini, mengapa? Apakah sungkan, atau malah takut terbongkar keterlibatannya?
Ada yang bisa bantu jawab?
Kalau begini terus, benarlah apa yang dikatakan Irma Hutabarat tadi, “Jadi partai kecil yang bersih ini, menurut saya, jauh lebih baik ketimbang kolam besar yang butek dan banyak piranha-nya.”
Kita jadi harus “Bersih-bersih DPR”.
Dalam konteks pemilihan presiden (pilpres) boleh saja pilih kandidat yang disukai, siapa pun dia. Tapi untuk pemilihan legislatif (pileg) tentu kita tidak mau lagi parlemen yang dipenuhi piranha.
Sumber : Jakarta, Senin, 24 Juli 2023
Andre Vincent Wenas, MM,MBA. Direktur Eksekutif, Lembaga Kajian Strategis PERSPEKTIF (LKSP), Jakarta
Related Posts
Peduli Korban Banjir, KNPI Kosambi Bersama PIK 2 dan Pemerintah Bagikan Nasi Kotak.
Farida mengingatkan masyarakat tentang pentingnya membayar tagihan listrik tepat waktu sebagai bagian dari kontribusi terhadap pembangunan daerah.
DLH Kota Tangerang, terancam di panggil Kementarian LHK Pusat, terkait pengelolaan Sampah.
Sejumlah TPS di Desa Pakualam masih dominan nomor Urut 01.
Bersama Dewan Pemenangan Syiar di Cipondoh Kobarkan Semangat Pilkada 2025 untuk Airin-Ade dan H. Sachrudin-Maryono.
No Responses